Peringatan Hari TB Sedunia 2007
Awal Sakit, Gejala Tidak Khas
WASPADAI Tiga B (TB), bukan batuk biasa. Iklan layanan masyarakat ini beberapa hari terakhir menghiasi media massa. Peringatan tersebut berkaitan dengan Hari TB Sedunia (World’s TB Day) yang jatuh hari ini, 24 Maret. Apalagi, menurut data dari Koalisi untuk Indonesia Sehat, setiap empat menit satu orang meninggal akibat TB di Indonesia. Negara kita ini menduduki peringkat ketiga setelah India dan Tiongkok dalam kasus TB.
TB atau lebih dikenal sebagai TBC (tuberkulosis) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini terdeteksi pada 24 Maret 1882 oleh Robert Koch. Itu sebabnya, TB di dunia medis juga dikenal sebagai Koch pulmonum. (Penularan TB, lihat grafis: Perjalanan Mycobacterium Tuberculosis)
Bakteri ini sering masuk, terkumpul, dan berkembang biak di dalam paru-paru. Terutama pada orang berdaya tahan tubuh rendah. Selain itu, bakteri tersebut dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
Dengan begitu, infeksi TB dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, serta kelenjar getah bening. "Namun, organ tubuh yang paling sering terkena TB memang paru-paru," kata dr Endro Sukmono SpP.
Karena yang diserang paru-paru, maka pada kondisi yang cukup parah, TB dapat mengganggu pernapasan. "Sebab, paru-paru merupakan jalan masuknya oksigen sekaligus jalan keluarnya karbondioksida," ujar Endro. Ketika berhasil menginfeksi paru-paru, kuman dengan segera akan tumbuh dan berkembang biak. Serangkaian reaksi imunologis tubuh berusaha menghambat bakteri TB. Caranya melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri. Mekanisme "benteng" itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut. Efeknya, bakteri TB akan istirahat. Bentuk mirip bercak inilah yang sebenarnya terlihat saat pemeriksaan foto rontgen. Itu sebabnya, orang awam menyebutnya sebagai flek paru.
Pada sebagian orang dengan sistem imun (daya tahan) yang baik, bentuk ini akan menetap sepanjang hidupnya. Pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak.
Tuberkel berupa tonjolan membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nanti menjadi sumber produksi dahak. "Seseorang yang memproduksi dahak sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TB," jelasnya.
Penderita TB yang sudah melakukan perawatan dan pengobatan dapat sembuh. TB dikatakan sembuh bila tuberkel mengeras sebagai akibat endapan kalsium. Hal ini dapat dilihat jelas dengan foto rontgen dada.
Selama ini, orang cenderung mengidentikkan TB dengan batuk. Padahal tidak demikian. Menurut Endro, batuk baru bisa terjadi bila kondisi alveoli (kantong paru) sudah cukup parah. "Selama infeksi awal, tuberkulosis paru jarang menimbulkan gejala," kata Endro. Namun, pada beberapa penderita, timbul gejala yang tidak khas. Seperti kelelahan tanpa sebab, badan lemah, tidak semangat, mudah letih bila sedikit bekerja, tidak nafsu makan, berat badan menurun, berkeringat pada waktu malam, serta demam ringan.
Bila infeksinya berlanjut, gejala-gejala tersebut menjadi lebih hebat. Seperti dada terasa sakit dan sesak, batuk-batuk menjadi makin hebat, mengeluarkan dahak, bahkan ludah yang bercampur dengan darah dapat dibatukkan keluar. "Dahak sangat menular karena mengandung jutaan kuman TB," tegasnya.
Salah satu tindakan pencegahan TB adalah dengan vaksinasi BCG. Vaksinasi tersebut tidak selalu dapat menjamin perlindungan terhadap infeksi penyakit itu. Namun, dapat membantu menurunkan risiko terkena tuberkulosis hebat.
0 komentar: to “ Peringatan Hari TB Sedunia 2007 ”
Posting Komentar