Kesehatan Merupakan Hak Asasi Setiap Warga Negara:::::::: Pembangunan Yang Berkesinambungan dan Berpola Sehat Itu Perlu:::::::: Kontroversi seputar gizi buruk : Apakah Ketidakberhasilan Departemen Kesehatan?:::::::: Mencegah Komplikasi Paska Aborsi:::::::: Jaga Pola Makan Demi Kesehatan Mata:::::::: Karbonmonoksida Berpengaruh Terhadap Kesehatan Bayi Kita:::::::: Masih Banyak Obat Tradisional yang Mengandung Bahan Berbahaya:::::::: Antisipasi Perencanaan Tenaga Kesehatan Guna Mendukung Indonesia Sehat 2010:::::::: Peningkatan Akses Masyarakat Tethadap Layanan Kesehatan yang Berkualitas::::::::
Selamat Datang di Weblog Resmi Lembaga Kajian Pembangunan Kesehatan (LKPK) Indonesia. Temukan di Sini Artikel Kesehatan yang Anda Butuhkan :


Apa Saja 3 Postingan Terbaru Kami di Weblog Ini?
Renungan Hari Ini:

Kampanye Nasional Tuberculosis (TB) 2007  

Memasyarakatkan Gejala Utama TB

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang berbahaya namun pengetahuan masyarakat tentang penyakit tersebut masih sangat beragam sehingga diperlukan suatu kampanye khusus untuk menyebarluaskan informasi tentang TB.

Pengetahuan Masyarakat tentang TB

Berdasarkan Survei Prevalensi Tuberkulosis 2004 yang juga memuat penelitian KAP (Knowledge, Attitude and Practice) ditemukan bahwa hanya 26% responden yang mengetahui tentang dua gejala utama TB. Ketika hal ini diteliti kembali dalam penelitian kualitatif pra produksi iklan, para responden ternyata secara konsisten mengkaitkan tuberkulosis dengan batuk berdarah, batuk yang lama (lebih dari dua minggu) sebagai gejala awal TB belum diketahui secara luas.

Selain itu, masyarakat ternyata tidak mengetahui bahwa TB disebabkan oleh bakteri sehingga mereka menganggap bahwa merokok, polusi dan kondisi lingkungan yang tidak bersih merupakan penyebab utama penyakit ini. Di beberapa daerah, masih ada kepercayaan bahwa TB adalah penyakit keturunan.

Fokus pada Gejala Utama

Dengan adanya kesenjangan pengetahuan ini, kampanye media TB perlu memfokuskan perhatian publik terhadap gejala utama TB. Selain itu, pesan yang disampaikan haruslah menarik dan mampu bersaing dengan iklan-iklan komersial lainnya.
Untuk menyederhanakan informasi tentang gejala utama ini, tim kreatif mengusung tema 3B: Bukan Batuk Biasa. Pesan yang sangat pendek ini terbukti mudah diingat dan dimengerti. Dengan tema 3B, masyarakat diingatkan bahwa batuk merupakan gejala yang harus diwaspadai.

Banyaknya iklan yang saat ini beredar di berbagai media massa merupakan tantangan tersendiri bagi tim kreatif untuk mengembangkan konsep iklan yang dianggap cukup menarik. Pada awalnya, sekitar lima konsep dikembangkan oleh tim kreatif dan dua yang terbaik diujicobakan kepada khalayak sasaran. Hasilnya, masyarakat ternyata lebih menyukai iklan yang bertema dangdut.

Kenapa dangdut? "Karena lewat ide ini kita mencoba untuk 'memperkenalkan kembali' penyakit TB dengan cara semenarik mungkin" jelas Panata Harianja, creative director yang menggagas konsep iklan layanan masyarakat TB.

Menurut pengamatan Panata, banyak iklan-iklan layanan masyarakat yang disajikan secara tipikal sehingga dalam beberapa detik pertama saja kita tahu itu iklan layanan masyarakat. Padahal, iklan layanan masyarakat itu harus secara ketat bersaing dengan iklan-iklan non layanan masyarakat yang bujetnya lebih besar, memakai bintang yang cantik dan ganteng, lokasi syuting yang eksotis, dan sebagainya. Kesimpulannya, jika iklan layanan masyarakat gagal menarik perhatian, maka semakin berat usaha untuk mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku hidup sehat.


Cakupan Kampanye

Kampanye media secara nasional ini akan dilaksanakan sepanjang tahun 2007 dan akan diluncurkan pada acara puncak peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia tanggal 24 Maret 2007 yang rencana akan digelar di Makassar atas kerja sama Subdirektorat TB dan Universitas Hasanuddin. Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari, SpJP (K) dijadwalkan untuk hadir dalam kegiatan tersebut.

Kampanye ini mencakup pemutaran iklan layanan masyarakat di televisi dan radio, pemuatan advertorial di koran dan majalah, serta pembuatan dan distribusi materi komunikasi, informasi dan edukasi berupa leaflet, poster dan spanduk di seluruh Indonesia.
Khusus seputar Hari Tuberkulosis Sedunia, diadakan berbagai kegiatan talkshow di televisi dan radio, serta pagelaran musik di beberapa kota: Jakarta, Makassar, Kupang, dan Medan. Kegiatan off-air musik ini merupakan bentuk penyuluhan kesehatan tentang tuberkulosis yang dikemas secara menghibur.

Selain kegiatan kampanye iklan, kegiatan advokasi juga digalakkan di berbagai daerah untuk memperoleh dukungan dari pemerintah daerah dalam penanggulangan penyakit TB. Kegiatan advokasi mencakup seminar, kunjungan ke rumah-rumah mantan pasien oleh para pemangku kebijakan, serta serah terima simbolis materi KIE Tuberkulosis di tingkat daerah.

Menjelang akhir tahun 2007 nanti, fokus kampanye akan beralih ke masalah koinfeksi TB - HIV sesuai dengan Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember.



1 komentar: to “ Kampanye Nasional Tuberculosis (TB) 2007