Kesehatan Merupakan Hak Asasi Setiap Warga Negara:::::::: Pembangunan Yang Berkesinambungan dan Berpola Sehat Itu Perlu:::::::: Kontroversi seputar gizi buruk : Apakah Ketidakberhasilan Departemen Kesehatan?:::::::: Mencegah Komplikasi Paska Aborsi:::::::: Jaga Pola Makan Demi Kesehatan Mata:::::::: Karbonmonoksida Berpengaruh Terhadap Kesehatan Bayi Kita:::::::: Masih Banyak Obat Tradisional yang Mengandung Bahan Berbahaya:::::::: Antisipasi Perencanaan Tenaga Kesehatan Guna Mendukung Indonesia Sehat 2010:::::::: Peningkatan Akses Masyarakat Tethadap Layanan Kesehatan yang Berkualitas::::::::
Selamat Datang di Weblog Resmi Lembaga Kajian Pembangunan Kesehatan (LKPK) Indonesia. Temukan di Sini Artikel Kesehatan yang Anda Butuhkan :


Apa Saja 3 Postingan Terbaru Kami di Weblog Ini?
Renungan Hari Ini:

Global Fund Mencari Local Fund Agent  

Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria (GF-ATM) atau lembaga donor internasional yang bergerak di bidang pengendalian penyakit HIV/AIDS, Tuberculosis and Malaria mencari mitra kerja di Indonesia seperti institusi swasta, universitas/institusi akademis, LSM atau organisasi non-profit, serta konsultan untuk dijadikan sebagai Local Fund Agent (LFA). Bagi yang berminat dapat mengajukan proposal ke kantor pusat Global Fund paling lambat tanggal 5 November 2007. LFA bertugas menjadi agen/perwakilan GF di Indonesia yang bertugas menilai kinerja pelaksanaan program dan memberikan saran kepada GF tentang penyerapan dan perbaikan program. Calon LFA harus dapat menyediakan jasa pemantauan dan evaluasi (M&E), keuangan, pengadaan/pengelolaan pasokan (supply management), kesehatan, dan berbagai jasa pendukung lain. Informasi lengkap tentang LFA dapat diakses melalui alamat situs ini.

Sekretariat GF bertempat di Jenewa dan tidak memiliki perwakilan di negara-negara penerima bantuan ataupun di tingkat regional. Pekerjaan pengelolaan dana bantuan didelegasikan kepada Country Coordinating Mechanism (CCM), Local Fund Agency (LFA), Principal Recipient (PR), dan Technical Review Panel (TRP). Selain komunikasi dua arah antara Sekretariat dan masing-masing negara, pertemuan berkala juga memungkinkan seluruh pihak tersebut, berinteraksi, juga dengan mitra dan donor.

CCM adalah mitra lokal yang membuat dan menyerahkan proposal ke GF, berdasar prioritas nasional. Jika proposal disetujui GF, CCM memantau kemajuan pelaksanaan. CCM terdiri dari pemerintah seperti Bappenas, organisasi multilateral atau bilateral, LSM, institusi akademis, swasta, dan penderita ATM. Untuk setiap dana yang diberikan atas 1 proposal, CCM menominasikan satu atau dua organisasi publik atau swasta sebagai Principal Recipient (PR). Proposal ke GF kemudian direview oleh Technical Review Panel (TRP). Setelah proposal disetujui dan dikembalikan pada CCM, maka tanggungjawab pelaksanaan program diberikan pada PR yang bertugas melaksanakan program, termasuk bekerjasama dengan mitra pelaksana.

Penilaian kapasitas calon PR dan kinerja PR dilakukan oleh LFA. LFA berperan pula sebagai auditor. Pada tahap awal, LFA menilai kapasitas para PR yang dinominasikan menerima hibah dan bertanggung-jawab terhadap pelaksanaan program, melakukan verifikasi penyerapan dana secara berkala dan mereview laporan tahunan PR serta memberi saran pada GF yang berkaitan dengan penyerapan dan hal-hal lain yang perlu dilakukan.

Pada pertemuan regional Asia Timur dan Pasifik di Bali awal bulan ini, para peserta sepakat bahwa LFA selama ini kurang mengerti masalah pembangunan, kesehatan masyarakat, atau memahami tentang dinamika pengendalian penyakit yang ditangani GF. Akhirnya, sulit bagi pengelola proyek untuk menjelaskan dinamika dan keterbatasan di lapangan yang berhubungan dengan penilaian kinerja. Calon LFA yang akan datang diharapkan dapat mengatasi kekurangan ini. Karena itu, GF kini mencari mitra-mitra lokal sebagai LFA. GF menginginkan calon mitra mengutamakan transparansi dan akuntabilitas.

GF dibentuk tahun 2002 bertujuan menyediakan sumberdaya sehingga negara-negara dapat lebih agresif menangani penyakit HIV/AIDS, TB dan Malaria (ATM). Ketiga penyakit tersebut dipilih karena secara global, ATM dianggap sebagai tiga ancaman kesehatan dunia dengan total korban mencapai 6 juta orang meninggal setiap tahun karena ketiga penyakit yang sebenarnya cukup mudah dicegah tersebut.

Kini, GF telah memberikan 410 hibah ke 132 negara, memberikan pelayanan bagi 770 ribu pasien HIV, 2 juta pasien TBC dan mendistribusikan 18 juta kelambu khusus untuk melindungi keluarga dari nyamuk malaria. Negara-negara tersebut dibagi ke dalam 8 wilayah, yaitu Asia Timur dan Pasifik, Eropa Timur dan Asia Tengah, Amerika Latin dan Karibia, Afrika Selatan dan Timur Tengah, Asia Selatan, serta wilayah Sub Sahara yang dibagi atas Timur, Selatan, serta Barat dan Tengah. Sejauh ini, GF telah mengalokasikan 15% dananya untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik. 55% dana GF yang terkumpul diberikan kepada wilayah Subsahara.

Informasi mengenai GF dapat dilihat pada situs beralamatkan www.theglobalfund.org. Untuk pengiriman proposal ataupun komunikasi, peminat dapat menghubungi Riana.Napitupulu@theglobalfund.org atau BSU.Contracts.RFPLFA@theglobalfund.org.