Kesehatan Merupakan Hak Asasi Setiap Warga Negara:::::::: Pembangunan Yang Berkesinambungan dan Berpola Sehat Itu Perlu:::::::: Kontroversi seputar gizi buruk : Apakah Ketidakberhasilan Departemen Kesehatan?:::::::: Mencegah Komplikasi Paska Aborsi:::::::: Jaga Pola Makan Demi Kesehatan Mata:::::::: Karbonmonoksida Berpengaruh Terhadap Kesehatan Bayi Kita:::::::: Masih Banyak Obat Tradisional yang Mengandung Bahan Berbahaya:::::::: Antisipasi Perencanaan Tenaga Kesehatan Guna Mendukung Indonesia Sehat 2010:::::::: Peningkatan Akses Masyarakat Tethadap Layanan Kesehatan yang Berkualitas::::::::
Selamat Datang di Weblog Resmi Lembaga Kajian Pembangunan Kesehatan (LKPK) Indonesia. Temukan di Sini Artikel Kesehatan yang Anda Butuhkan :


Apa Saja 3 Postingan Terbaru Kami di Weblog Ini?
Renungan Hari Ini:

1,7 Juta Balita Masih Terancam Gizi Buruk  

Diperkirakan masih terdapat 1,7 juta balita yang terancam gizi buruk di pelosok-pelosok Tanah Air. Setiap tahun, juga tercatat, sekitar 4 juta ibu hamil dan ibu menyusui menderita gangguan anemia karena kekurangan zat besi.

Hal tersebut terungkap dalam sambutan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Soepari pada Peluncuruan buku Rancangan Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2006-2010, di Jakarta, Rabu (12/9). Sambutan tersebut dibacakan Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes Sri Astuti Soeparmanto. Masalah gizi lain yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat adalah gangguan akibat kekurangan yodium dan kurang vitamin A. "Masalah-masalah tersebut sangat merisaukan mengingat berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa mendatang," utur Astuti. Penelitian membuktikan bahwa tingginya jumlah balita yang mengalami gizi buruk terkait dengan angka sakit dan kematian ibu, ibu dan balita. Lembaga kesehatan dunia, WHO memperkirakan bahwa sekitar 60% penyebab langsung kematian bayi dan anak didasari oleh keadaan gizi yang buruk. Depkes menilai terdapat tiga faktor yang mempengaruhi besarnya masalah gizi dan kesehatan masyarakat. Yakni, ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga, pola asuhan gizi keluarga serta akses terhadap layanan kesehatan berkualitas.