Kesehatan Merupakan Hak Asasi Setiap Warga Negara:::::::: Pembangunan Yang Berkesinambungan dan Berpola Sehat Itu Perlu:::::::: Kontroversi seputar gizi buruk : Apakah Ketidakberhasilan Departemen Kesehatan?:::::::: Mencegah Komplikasi Paska Aborsi:::::::: Jaga Pola Makan Demi Kesehatan Mata:::::::: Karbonmonoksida Berpengaruh Terhadap Kesehatan Bayi Kita:::::::: Masih Banyak Obat Tradisional yang Mengandung Bahan Berbahaya:::::::: Antisipasi Perencanaan Tenaga Kesehatan Guna Mendukung Indonesia Sehat 2010:::::::: Peningkatan Akses Masyarakat Tethadap Layanan Kesehatan yang Berkualitas::::::::
Selamat Datang di Weblog Resmi Lembaga Kajian Pembangunan Kesehatan (LKPK) Indonesia. Temukan di Sini Artikel Kesehatan yang Anda Butuhkan :


Apa Saja 3 Postingan Terbaru Kami di Weblog Ini?
Renungan Hari Ini:

KAMUS ISTILAH PENCEMARAN UDARA KITA  

Dua puluh lima tahun yang lalu orang akan tertawa jika mendengar usulan untuk mengurangi pencemaran udara dengan cara mengatur mesin cuci atau bola lampu. Tetapi ledakan pertumbuhan penduduk dan pencemaran tidak memberikan banyak pilihan pada pemerintah, terutama pemerintah kota. Akibat yang terjadi adalah ledakan teknologi baru: mobil, pabrik pembangkit tenaga, cat dengan pencemaran udara nol atau hampir nol, dan bola lampu, mesin cuci, serta alat pemotong rumput yang juga hampir tidak menimbulkan pencemaran udara. Sejumlah teknologi lingkungan mutakhir kini menjadi semakin lazim sehingga kita hampir tidak menganggapnya sebagai teknologi baru lagi. Kapan semua itu akan berakhir tidak dapat diramalkan. Sesungguhnyalah, revolusi industri baru ini mungkin, seperti pencemaran udara dan hal-hal yang menimbulkannya, akan berhenti hanya bila industri itu sendiri berhenti. Dan itu mungkin tidak akan pernah terjadi.

Karbon Dioksida (CO2 ): Gas yang terbentuk ketika bahan bakar yang kaya akan kandungan karbon ini, seperti batu bara atau minyak, terbakar adalah pencemar udara tak berwarna dan tak berasa, dan merupakan salah satu jenis gas "rumah kaca". Disebut demikian karena gas-gas ini memerangkap panas bumi seperti jendela-jendela kaca di sebuah rumah kaca.

Karbon Monoksida (CO): Ketika bahan bakar yang kaya karbon (seperti batubara dan minyak) terbakar tak sempurna, hasilnya adalah gas tak berwarna dan tak berasa yang dikenal sebagai karbon monoksida. Dalam konsentrasi tinggi karbon monoksida membunuh ribuan orang tiap tahun, sedangkan tingkat yang lebih rendah yang ditemukan di perkotaan dapat memperparah penyakit angina suatu kondisi penyakit jantung dan menimbulkan penyakit-penyakit lain. Kendaraan bermotor merupakan penyebab sekitar 80 persen karbon monoksida.

Hidrokarbon (HC): Walaupun ada berbagai nama untuk polutan ini, mulai dari "gas organik reaktif" sampai "senyawa organik yang mudah menguap", tetapi semua nama tersebut mengacu pada ribuan polutan yang terdapat dalam bensin yang tak terbakar, cairan pencuci kering, zat pelarut untuk industri, dan berbagai jenis kombinasi lain dari hidrogen dengan karbon. Banyak jenis hidrokarbon berbahaya secara sendiri-sendiri: benzene, suatu konstituen dari gasolin, misalnya, dapat menimbulkan leukemia. Jenis-jenis lain bereaksi dengan oksida-oksida nitrogen dalam cahaya matahari, dan menimbulkan asap kabut atau "ozon", (lihat ozon).

Timah (Pb): Logam bewarna kelabu keperakan ini sangat dikenal oleh setiap orang yang pernah memasang pemberat tali pancing. Logam ini sangat beracun dalam setiap bentuknya dan sama sekali tidak memiliki nilai gizi apapun. Beberapa pakar yakin bahwa penggunaan timah secara ekstensif sebagai bahan pengawet anggur (minuman) di zaman Romawi Kuno mengakibatkan kemunduran mental yang meluas, dan merupakan salah satu faktor penyebab keruntuhan kerajaan tersebut. Di samping penggunaannya dalam tempat-tempat seperti peleburan bijih, pencemaran timah modern paling sering diakibatkan oleh penggunaannya sebagai "Ethyl" atau zat aditif gasolin lain.

Oksida-oksida Nitrogen (N0x): Jika batu bara, minyak, gas bahkan korek api terbakar di atmosfer, panasnya memicu suatu reaksi kimia yang menyebabkan nitrogen dan oksigen yang ada bergabung satu sama lain, dan membentuk berbagai populan coklat kemerahan yang disebut oksida-oksida nitrogen. Walaupun beberapa jenis oksida nitrogen ditimbulkan oleh nitrogen di dalam bahan bakar itu sendiri, namun sebagian besar bersifat "termal". Gas-gas ini menyebabkan kerusakan saluran pernapasan, terutama pada anak-anak. Oksida nitrogen juga berubah menjadi partikel-partikel nitrat teramat kecil yang dapat mencapai bagian terdalam paru-paru. Jika tercampur dengan air, baik di udara maupun di paru-paru. Nitrat-nitrat ini membentuk azam (lihat juga hujan asam di partikulat).

Ozon (03 ): oksigen dapat ditemukan dalam dua bentuk, dan ozon adalah salah satunya. Senyawa oksigen yang melestarikan kehidupan yang paling lazim ditemukan adalah molekul dwi-atom yang menyusun kurang lebih 20 persen udara sekitar. Namun di lapisan stratosfer tinggi, suatu lapisan senyawa oksigen tri-atom, ozon, menghambat radiasi ledakan termonuklir matahari yang mengalir menuju ke bumi. Ozon juga ditemukan dekat permukaan tanah, sebagian karena reaksi antara dua polutan yang umum, yaitu oksida nitrogen dan hidrokarbon. Sebagai polutan udara yang sangat berbahaya, ozon merupakan oksidan yang sangat kuat sehingga digunakan di banyak kota (misalnya Los Angeles, California dan Zurich, Swis) untuk mendisinfektasi pasokan air minum. Kumpulan polutan udara yang dijumpai di banyak kota ini sering disebut secara kolektif (dan salah) sebagai ozon, karena zat itulah yang paling dominan dan paling mudah diukur.

Benda Partikulat (PM): Asap dan jelaga disebut benda partikulat, tetapi bentuk yang paling berbahaya dari benda padat ini adalah partikel-partikel amat kecil dan halus yang dapat menembus ke dalam paru-paru yang hanya dilindungi oleh dinding tipis setebal molekul. Sering disebut sebagai PM 10 karena benda partikulat tersebut lebih kecil daripada 10 mikron, kebanyakan partikel halus itu berasal dari senyawa sulfur dan nitrogen yang dalam selang waktu beberapa jam atau beberapa hari berubah dari gas menjadi padat.

Sulfur Dioksida (S02 ): Zat ini terbentuk ketika sulfur bubuk bewarna kuning keemasan yang terdapat di batubara dan minyak terbakar. Sulfur dioksida adalah gas tak terlihat yang berbau amat tajam dan menyerang sistem pernafasan manusia, serta dapat membunuh penderita asma. Setelah berjam-jam atau berhari-hari tercampur di udara, sulfur dioksida ini membentuk partikel amat halus yang disebut sulfat, yang dapat menembus bagian terdalam dari paru-paru. Sulfat kemudian bereaksi dengan air di awan atau di dalam paru-paru untuk membentuk asam belerang, yang sering disebut hujan asam. lpost">